ACEH UTARA, CVTOGEL — Di tengah hiruk pikuk upaya penanggulangan banjir dan longsor di Aceh Utara, muncul kisah Bripka Fajar, seorang anggota Kepolisian yang bertugas di Posko Tanggap Darurat. Kisah Bajar Fajar menjadi viral di media sosial setelah ia terekam kamera membantu seorang nenek, Ibu Fatimah (75), menyelamatkan sisa-sisa hasil panennya dari rumah yang terendam lumpur tebal, jauh melampaui tugasnya sebagai pengawas keamanan.
Aksi ini menjadi pengingat akan pentingnya solidaritas dan kemanusiaan yang harus terus dirawat oleh aparat di garis depan bencana.
I. Bripka Fajar: Mengutamakan Hati di Atas Protokol
Bripka Fajar ditugaskan di kawasan [Simulasi: Kecamatan Lhoksukon], salah satu area terparah yang dilanda banjir susulan. Ia melihat Ibu Fatimah menangis putus asa di depan rumahnya yang telah terendam dan dipenuhi lumpur setinggi pinggang.
Tindakan Cepat: Ibu Fatimah khawatir karena tumpukan gabah (padi kering) yang menjadi modal hidupnya terancam rusak total jika tidak segera diangkat. Tanpa ragu, Bripka Fajar melepaskan rompi dinas dan nyemplung (masuk) ke dalam lumpur tebal.
Solidaritas: Selama hampir dua jam, ia bahu-membahu bersama Ibu Fatimah dan beberapa warga lain, mengangkat karung-karung gabah yang basah ke tempat yang lebih tinggi, menggunakan perahu karet yang seharusnya hanya digunakan untuk evakuasi manusia.
Di Luar Tugas Formal: Tugas formal Bripka Fajar adalah menjaga keamanan posko dan rute logistik. Namun, ia memilih untuk menggunakan waktu luangnya untuk membantu warga secara langsung dan personal.
II. Pelayanan yang Tulus dan Pengakuan Komandan
Aksi Bripka Fajar ini mendapat pujian dari Kapolres Aceh Utara. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai cerminan sejati dari filosofi Polri yang Presisi dan Peduli terhadap masyarakat.
“Kami hanya menjalankan tugas, dan tugas kami adalah melayani masyarakat. Di tengah bencana, semua harus gotong royong. Apa yang saya lakukan ini tidak seberapa dibandingkan penderitaan yang dialami Ibu Fatimah dan warga lainnya. Hati nurani kita yang harus menjadi komandan di tengah bencana,” ucap Bripka Fajar singkat saat diwawancarai.
Kisah Bripka Fajar ini diharapkan dapat menginspirasi petugas lainnya untuk tidak hanya berfokus pada protokol, tetapi juga pada koneksi kemanusiaan yang mendalam.